Dinas Kesehatan (Dinkes) Fakfak Papua Barat memberikan laporan ada kenaikan kasus positif Human Immunodeficiency Virus (HIV) di wilayah yang berjulukan Kota Pala, dengan keseluruhan kasus kumulatif sekitar 711 orang.
Itu dibeber Kepala Seksi Penangkalan dan Pengaturan Penyakit Menyebar Dinkes Fakfak, Nani Sri Untari ke TribunePapuaBarat.com di Fakfak Papua Barat, Kamis (15/05/2025).
“Sampai sekarang, kasus kumulatif orang yang dulu pernah dirawat karena positif HIV di Kabupaten Fakfak capai 711 kasus yang terhitung atau terdaftar dari tahun 2008, dari perkiraan kasus sekitar 1.896 kasus ” katanya.
Dia mengatakan, sekitar 209 orang sudah wafat, 148 kasus lenyap contact, 54 berbaikan keluar, 198 sedang penyembuhan dan 102 kasus loss to followup ( putus obat ).
“Sementara jika disaksikan dari perubahan /tahun pada service PDP, disampaikan untuk tahun 2025 telah ada 31 kasus positif yang teridentifikasi dari beragam Puskesmas dan RSUD di Fakfak,” ucapnya.
Dengan detail disampaikan dari keseluruhan 31 kasus positif baru pada tahun 2025 selama ini (per Mei 2025) tertangkap dari Puskesmas Bomberai (5 orang), Puskesmas Fakfak kota (3 orang), Puskesmas Fakfak tengah (8 orang), Puskesmas Sekban (7 orang), RSUD Fakfak (14 orang).
“Perlu dipertegas status positif HIV adalah analisis klinis bukan diagnosis pada kepribadian seorang, hingga tindakan yang masih sama dan sama dengan dan jangan ada diskriminasi sangat diperlukan,” terangnya.
Faksinya mengutamakan keutamaan tes HIV untuk barisan berefek supaya pengaturan atau penebarannya bisa didesak.
“Disamping itu, hapus stigma dan diskriminasi menjadi sangat penting supaya warga banyak berani untuk mengecek apabila positif, karena itu bisa dipertahankan keberlangsungan hidupnya dengan pemberian obat ARV sepanjang umur dan diawasi penyembuhannya dengan pemeriksaan Trending Load sampai dapat Not detected (tidak teridentifikasi virusnya),” ucapnya.
Satu kali lagi, dia mengingati supaya hindari penyakit atau virusnya dengan mengaplikasikan praktek sex yang aman dan bertanggungjawab bukan lakukan tindakan diskriminasi dan stigmatisasi.
Selain itu penting mendidik angkatan muda yang memiliki iman dan arif dalam bersosial media.